MAKALAH KIMIA DASAR
HALOALKANA
DI SUSUN OLEH :
RIMA MELATI
AKADEMI FARMASI AL-ISHLAH CILEGON
CILEGON
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui,
tetapi kita kurang memperhatikan secara detail bahkan mungkin bagi orang awam,
mereka sama sekali tidak mengetahui apa itu senyawa hidrokarbon. Pengertian
senyawa hidrokarbon itu sendiri adalah senyawa yang penyusun utamanya adalah
atom karbon (C) dan atom hydrogen (H).Sebenarnya senyawa hidrokarbon berada di
kehidupan kita sehari-hari bahkan sangat dekat sekali, setiap waktu bahkan
setiap saat kita sering menggunakannya, diantaranya adalah bahan bakar.Bahan
bakar terutama bensin pasti setiap hari kita gunakan sebagai bahan bakar
kendaraan kita apalagi kita sebagai pelajar.Selain bahan bakar, pakaian yang
setiap saat kita pakai juga terbuat dari bahan yang termasuk kedalam jenis senyawa
hidrokarbon.Jenis-jenis senyawa hidrokarbon sangat banyak. Dalam makalah ini
kita tidak membahas semua jenis-jenis senyawa hidrokarbon secara detail satu-
persatu karena keterbatasan waktu dan wawasan kami sebagai pelajar yang masih
butuh banyak belajar.
Dalam makalah ini kami akan memberikan penjelasan mengenai HaloAlkana.Kata haloalkana mungkin
jarang terdengar di telinga kita. Di dalam makalah inilah kami akan membahas
mengenai halo alkana agar kita seabagai siswa dan siswi SMK kimia Analisis
dapat mengetahui tidak hanya pengertian alkana secara umum tapi juga mengetahui
apa itu halo alkana secara khusus.Pengertian halo alkana itu sendiri adalah
senyawa turunan alkana yang mengikat satu atau lebih atom unsur halogen.
Didalam makalah ini kita akan mempelajari pengertian, tata nama dari halo
alkana, isomer, sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, dan kegunaan halo alkana
dalam kehidupan sehari-hari.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan senyawa haloalkana?
2. Apakah
saja tata nama haloalkana ?
3. Bagaimana
macam-macam isomer haloalkana ?
4. Apa
saja sifat haloalkana ?
5. Bagaimana
Pembuatan dan kegunaan haloalkana ?
6. Bagaimana
Reaksi haloalkana ?
1.3.Tujuan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah membahas mengenai halo alkana baik itu mengenai pengertian,
tata nama halo alkana, isomer halo alkana, sifat-sifat fisik, sifat-sifat
kimia, maupun kegunaan halo alkana bagi kehidupan mahluk hidup.
1.4.Manfaat
Semoga makalah ini dapat menjadi
referensi dan media pembelajaran yang tepat bagi masyarakat pada umumnya dan
pelajar pada khususnya.Makalah ini juga dapat memberikan sumbangsih positif
bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Haloalkana
Haloalkana merupakan senyawa karbon
di mana atom karbon berikatan dengan halogen.Terbentuk dari substitusi atom
hidrogen pada alkana oleh halogen.
Haloalkana memiliki rumus umum: CnH2n+1X
X adalah atom halogen (F, Cl, Br,
I). Dengan kata lain, haloalkana adalah senyawa karbon turunan alkana yang atom
H-nya diganti oleh atom halogen.
2.2. Tata Nama Haloalkana
Tatanama senyawa haloalkana diawali dengan kata fluoro, kloro, bromo,
atau iodo dan diikuti nama alkana yang mengikatnya.
Menurut IUPAC, tata nama pada halo alkana sama
dengan tata nama pada alkana.Penamaannya adalah sebagai berikut.
a. Rantai
utama dipilih berdasarkan rantai terpanjang yang mengandung atom halogen
Contoh :
CH3 –
CH2 – CH – CH2 - CH2 – CH – CH3
ǀ ǀ
C3H7 Br.
1) Pemberian
nomor pada rantai utama
·
Atom C yang mengikat
halogen diberi nomor serendah mungkin.
·
Pemberian nomor paling
kecil pada halogen yang paling reaktif (untuk halogen lebih dari satu).
·
Halogen yang sama dan
lebih dari satu, nama halogennya diberi awalan di(2), tri(3), dan tetra (4) dan
seterusnya.
b. Penulisan
nama halogen dan alkil diurutkan sesuai urutan abjadnya.
Contoh :
Cl
ǀ
CH2 – CH2 – C – CH – CH2
ǀ ǀ ǀ ǀ
Br Br Cl
F
3,5-dibromo-2,3-dikloro-1-fluoro pentane
2.3. Isomer Haloalkana
Isomer adalah dua senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi
rumus strukturnya berbeda.Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus
molekul sama, tetapi susunan atom-atomnya berbeda. Ada beberapa macam isomer,
seperti isomer posisi, isomer struktur, isomer fungsional, dan isomer cistrans.
1) Penggolongan
Isomer :
a. Isomer
Struktur
Isomer
Struktur adalah senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi mempunyai
penataan atau posisi atom dalam struktur yang berbeda.
b. Isomer
Geometri
Isomer
Geometri adalah senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi memiliki
penataan atom dalam ruang yang berbeda.
Isomer
Cis Adalah isomer yang mudah melepaskan air menjadi anhidrida maleat. Sebab
dalam isomer cis kedua gugus karboksi dekat satu sama lain, dengan pemanasan
sampai 300 °C, asam fuarat berubah menjadi anhidrida maleat. Contohnya : isomer cis
Isomer
geometri asam maleat (bentuk cis) mempunyai dua gugus karboksil yang dekat, dan
mudah melepas air menjadi anhidrida (anhidrida maleat).
c. Isomer
Fungsional
Isomer Fungsional adalah senyawa
yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi memiliki gugus fungsional berbeda.
2) Aturan
Penamaan / Tata Nama Haloalkana
Tata nama senyawa haloalkana
diawali dengan kata fluoro, kloro, bromo, atau iodo dan diikuti nama alkana
yang mengikatnya.
Contoh :
CH3–CH2–I Monoiodoetana
CH3–CH2–CH2–CH2Cl Monoklorobutana
CH2Br–CH2Br 1,2–dibromoetana
CHCl3 Triklorometana (kloroform)
CCl4 Tetraklorometana
(karbon tetraklorida)
Berdasarkan fakta, haloalkana
memiliki isomer posisi dan isomer struktural.Perhatikan struktur haloalkana
berikut.
Kedua senyawa itu memiliki rumus
molekul sama, yakni C3H7Cl, tetapi posisi atom klorin berbeda. Pada
1–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 1, sedangkan pada 2–kloropropana
terikat pada atom karbon nomor 2. Kedua senyawa ini dikatakan berisomer satu
sama lain, yaitu isomer posisi.
Isomer struktur menyatakan perbedaan struktur dari
senyawa haloalkana yang memiliki rumus molekul sama. Perhatikan struktur
molekul berikut dengan rumus molekul sama, yakni C4H9Cl.
Ketiga senyawa itu tergolong halobutana, tetapi
berbeda strukturnya. Oleh
karena itu, ketiga senyawa tersebut
berisomer struktur (senyawa dengan rumus molekul sama, tetapi berbeda struktur
molekulnya). Disamping itu, 1–klorobutana dan 2–klorobutana berisomer posisi.
2.4. Sifat Haloalkana
Senyawa klorometana dan kloroetana berwujud gas pada
suhu kamar dan tekanan normal.Haloalkana yang lebih tinggi berupa cairan mudah
menguap. Titik didih isomer haloalkana berubah sesuai urutan berikut: primer
> sekunder > tersier, seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel Titik Didih Senyawa Haloalkana
Senyawa
|
Titik Didih (°C)
|
1–kloropropana
|
46
|
2–kloropropana
|
34,8
|
1–klorobutana
|
77
|
2–klorobutana
|
68
|
1–kloro–2–metil
propane
|
69
|
2–kloro–2–metil
propane
|
51
|
Energi ikatan rata-rata (dalam kJ mol–1): C–F = 485;
C–Cl = 339; C–Br = 284; C–I = 213. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa iodoalkana
paling reaktif untuk gugus alkil yang sama. Ikatan C–F adalah paling kuat
sehingga senyawa fluoroalkana relatif stabil dan banyak digunakan sebagai gas
propelan dalam bentuk aerosol.
Haloalkana dapat dihidrolisis menjadi alkohol yang
bersesuaian jika diolah dengan basa alkali berair. Persamaan reaksinya:
Refluks
C2H5Br
+ NaOH(berair)→C2H5OH + NaBr
Etanol cair dapat digunakan sebagai pelarut untuk
haloalkana. Atom halogen pada haloalkana dapat diganti oleh gugus siano (–CN)
dengan cara pemanasan. Contohnya, bromopropana dicampurkan dengan kalium
sianida dalam alkohol cair akan membentuk propanonitril dan kalium bromida.
Persamaan reaksinya:
Refluks Alkohol
C2H5Br
+ KCN → C2H5CN + KBr
Jika haloalkana dipanaskan dalam larutan amonia
beralkohol dalam wadah tertutup akan dihasilkan amina. Persamaan reaksinya :
∆
C2H5Br
+ 2HN3 → C2H5NH2 + HBr
Etilamina
Refluks adalah teknik mendidihkan cairan dalam wadah
labu distilasi yang disambung dengan alat pengembun (kondensor refluks)
sehingga cairan terus-menerus kembali ke dalam wadah.
Pergantian
atom atau gugus oleh atom atau gugus lain dinamakan reaksi substitusi.
2.5.
Pembuatan dan Kegunaan Senyawa
Haloalkana
Senyawa haloalkana tidak dapat dibuat langsung dari
alkana melalui reaksi substitusi sebab hasilnya selalu campuran haloalkana,
seperti ditunjukkan pada reaksi berikut.
4CH4 + 5Cl2 → CH3Cl + CH2Cl2 + CHCl3 + CCl4 + 5H2
Untuk membuat haloalkana tunggal bergantung pada
senyawa haloalkana yang akan diproduksi. Reaksinya tidak melalui reaksi
substitusi, tetapi melalui beberapa tahap reaksi.
a. Pembuatan
Haloform (CHX3)
Jika etanol direaksikan dengan X2 (Cl2 atau I2)
dalam suasana basa (NaOH), mula-mula etanol dioksidasi menjadi etanal
(aldehid).Kemudian, bereaksi dengan X2 membentuk trihaloetanal (CX3–COH).Dalam
suasana basa, trihaloetanal berubah menjadi haloform.Tahap-tahap reaksinya
sebagai berikut.
Senyawa karbon yang dapat dibuat menjadi senyawa
haloalkana adalah senyawa yang memiliki gugus metil terikat pada atom C yang
berikatan dengan atom oksigen. Rumus umumnya :
Contohnya, etanol, etanal, aseton, dan senyawa yang
sejenis. Jika alkana direaksikan dengan halogen pada suhu tinggi atau adanya
cahaya ultraviolet, akan terbentuk campuran alkilhalida.
hν
3CH4
+ 6Cl2 → CH3Cl + CH2Cl2 + CHCl3 + 6HCl
Ø Reaksi
antara CH4 dan Cl2 memiliki sifat-sifat khas sebagai berikut.
1)
Reaksi tidak terjadi dalam keadaan gelap atau pada suhu rendah.
2) Reaksi terjadi jika ada cahaya ultraviolet atau
pada suhu di atas 250 °C.
3) Sekali reaksi dimulai, reaksi akan terus
berlangsung hingga pereaksi habis atau cahaya ultraviolet dihilangkan.
Ø Hasil
reaksi
Hasil meliputi CH2Cl2 (diklorometana),
CHCl3 (kloroform), CCl4 (karbon tetraklorida), CH3Cl (klorometana), dan C2H6.
Fakta ini mengisyaratkan adanya mekanisme reaksi berantai yang melibatkan tiga
proses, yaitu pemicu rantai, perambatan rantai, dan pengakhiran rantai.
1) Pemicu Rantai
Molekul Cl2 dapat dipecah menjadi
sepasang atom klor dengan menyerap energi dari cahaya ultraviolet atau kalor.
Cl2
+ energi → 2Cl• ΔH° = 243,4 kJ mol–1
Atom klor yang dihasilkan pada
reaksi ini adalah radikal bebas sebab mengandung satu elektron tidak
berpasangan.
2)
Perambatan Rantai
Radikal bebas seperti atom Cl• sangat reaktif. Atom Cl•
dapat mengeluarkan atom hidrogen dari CH4 membentuk HCl dan radikal CH3• Radikal CH3• selanjutnya mengeluarkan atom
klor dari molekul Cl2 membentuk CH3Cl dan radikal Cl• yang baru.
CH4
+ Cl• → CH3• + HCl ΔH°
= –16 kJ mol–1 CH
CH3•
+ Cl2 → CH3Cl + Cl ΔH°
= –87 kJ mol–1 CH3Cl
Oleh
karena atom Cl• juga dibangkitkan pada tahap kedua maka setiap atom Cl• yang
bereaksi pada tahap pertama reaksi akan berkesinambungan (berantai). Reaksi
berantai ini terjadi sampai dengan radikal yang terlibat dalam tahap perambatan
rantai dihancurkan.
3) Pengakhiran Rantai
Radikal
yang mempertahankan reaksi terus berlangsung suatu ketika dapat bergabung antar
sesamanya dalam tahap pengakhiran rantai.Pengakhiran rantai dapat terjadi dalam
tahap berikut.
2Cl
→ Cl2 ΔH°
= –243,4 kJ mol–1 Cl2
CH3•
+ Cl• → CH3Cl ΔH°
= –330,0 kJ mol–1 CH3Cl
2CH3•
→ CH3CH3 ΔH° =
–350,0 kJ mol–1 CH3CH3
Tahap
akhir dapat terjadi dengan cara dinetralkan oleh dinding reaktor.
b.
Kegunaan Kloroform
(CHCl3)
Kloroform
merupakan senyawa karbon berwujud cair yang mudah menguap pada suhu kamar dan
berbau khas.Kloroform tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol atau
eter.Kloroform biasa digunakan untuk obat bius (anestetika) dan sebagai pelarut
untuk lemak, lilin, dan minyak.
Namun
demikian, efek samping dari kloroform dapat merusak hati sehingga jarang
dipakai sebagai obat bius, kecuali untuk penelitian di laboratorium.
Haloalkana
yang sering dipakai sebagai obat bius adalah
2–bromo–2–kloro–1,1,1–trifluoroetana.
c.
Kegunaan Iodoform
(CHCl3) dan Tetraklorokarbon (CCl4)
Iodoform
berwujud padat pada suhu kamar, berwarna kuning, dan mempunyai bau yang
khas.Iodoform sering digunakan sebagai antiseptik.
Karbon
tetraklorida merupakan zat cair yang tidak berwarna dengan massa jenis lebih
besar dari air. Uap CCl4 tidak terbakar sehingga sering digunakan sebagai
pemadam kebakaran.Selain itu, juga digunakan sebagai pelarut untuk lemak dan
minyak.
d.
Kegunaan Kloroetana
(C2H5Cl) dan Fluorokarbon (CF2Cl2)
Kloroetana
banyak digunakan untuk pembuatan tetraetil timbal yang ditambahkan ke dalam
bensin untuk memperbaiki bilangan oktan.
4CH3CH2Cl + 4Na + 4Pb → (CH3CH2)4Pb
+ 4NaCl + 3Pb
Fluorokarbon
merupakan senyawa karbon yang mudah menguap, tidak beracun, tidak mudah
terbakar, dan tidak berbau, terutama senyawa freon–12 (CF2Cl2).Freon–12
digunakan secara luas sebagai pendingin dan sebagai gas propelan dalam
aerosol.Jenis fluorokarbon yang paling banyak dipakai adalah CCl3F dan CF2Cl2.
2.6.
Reaksi-reaksi Haloalkana
Haloalkana merupakan bahan industri yang
sangat penting..Biasanya pembuatan haloalkana dibuat dari alkana melalui reaksi
substitusi dan eliminasi.Berikut reaksi-reaksinya.
a. Reaksi
Logam Mg
Reaksi
ini menghasilkan senyawa Grignard, dengan bantuan logam Mg (magnesium). Contoh
reaksi ini adalah:
CH3—CH2Br + Mg –> CH3—CH2MgBr
Nah, CH3—CH2MgBr adalah senyawa Grignard
hasil reaksi haloalkana dengan logam Mg.
b. Reaksi
Hidrolisis
karena
reaksi hidrolisis selalu dikatikan dengan air (H2O), maka senyawa haloalkana
tersebut bereaksi dengan air menghasilkan alkohol primer dan suatu asam.
Berikut salah satu reaksinya
CH3—CH2—CH2Br + H2O —> CH3—CH2—CH2—OH + HBr
c. Reaksi
Substitusi Atom Halogen oleh gugus –OH
Reaksi ini cukup menggantikan posisi
gugus halogen (—X) pada haloalkana dengan gugus alkohol (—OH). Hasilnya berupa
alkohol primer dan garam.
d. Reaksi
Eliminasi
Reaksi eliminasi HX dapat terjadi,
dengan syarat harus dipanaskan bersama suatu aloksida. Aloksida itu apa? Aloksida
adalah suatu basa
Bronsted-Lowry yang sifatnya sangat
kuat.Biasanya aloksida mengandung unsur-unsur pada golongan IA (kecuali H) dan
IIA. Coba deh perhatkan reaksi eliminasi HX di bawah ini:
REAKSI ELIMINASI HX
- Kaidah Zaytzeff = kaidah yang menyatakan bahwa atom hidrogen akan dilepas dari atom karbon yang mengikat atom hidrogen paling sedikit. Jadi, akan menghasilkan ikatan tak jenuh rangkap 2 (=). Pokoknya, atom hidrogen “yang miskin makin miskin”.
- Contohnya gimana dengan kaidah tersebut? Coba deh perhatikan gambar reaksi eliminiasi HX di atas, tepatnya kotak warna cokelat. Kotak tsb menunjukkan bahwa atom C di sanalah yang paling sedikit mengikat H yaitu sebanyak 2. Lho, kenapa bukan CH saja? Salah dong! Karena CH juga berikatan dengan Cl, tidak termasuk kaidah Zaytzeff :)
- Lalu, kotak oranye sama-sama bereaksi, tinggallah satu atom H pada kotak warna cokelat. Nah, CH yang berikatan dengan C tinggal CH saja dan kotak warna cokelat tinggal CH saja. Karena sama-sama CH, maka berikatn rangkap dua menjadi alkena.
BAB
II
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
·
Haloalkana merupakan
senyawa karbon di mana atom karbon berikatan dengan halogen. Terbentuk dari
substitusi atom hidrogen pada alkana oleh halogen. Haloalkana memiliki rumus umum: CnH2n+1X. Dan
tanpa kita sadari ternyata berbagai jenis-jenis senyawa haloalkana sering
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa kegunaan
senyawa haloalkana dalam kehidupan sehari-hari :
a.
CH3Cl (klorometana)
yaitu sebagai bahan pendingin, pembuatan silikon, dan zat warna.
b.
CH3Br (bromometana)
yaitu sebagai bahan pemadam kebakaran di pesawat.
c.
CFC ( Freon) yaitu
sebagai zat pendingin. Akibat : menipisnya lapisan ozon.
d.
C2H3Cl (vinil klorida)
sebagai monomer pembuatan PVC (plastik).
e.
Tertaklorometana (CCl4)
digunakan sebagai bahan pemadam kebakaran.
f.
Freon (CCl2F2) Biasanya
dipakai sebagai pendingin (refrigerant) pada lemari es dan AC dan pengisi obat semprot (spray).
·
Reaksi-reaksi
Haloalkana
Haloalkana merupakan bahan industri yang
sangat penting..Biasanya pembuatan haloalkana dibuat dari alkana melalui reaksi
substitusi dan eliminasi.Berikut reaksi-reaksinya.
a. Reaksi
Logam Mg
b. Reaksi
hidrolisis
c. Reaksi
substitusi atom halogen oleh gugus –OH
d. Reaksi
eliminasi
·
Kaidah Zaytzeff =
kaidah yang menyatakan bahwa atom hidrogen akan dilepas dari atom karbon yang
mengikat atom hidrogen paling sedikit. Jadi, akan menghasilkan ikatan tak jenuh
rangkap 2 (=). Pokoknya, atom hidrogen “yang miskin makin miskin”.
·
Contohnya gimana dengan
kaidah tersebut? Coba deh perhatikan gambar reaksi eliminiasi HX di atas,
tepatnya kotak warna cokelat. Kotak tsb menunjukkan bahwa atom C di sanalah
yang paling sedikit mengikat H yaitu sebanyak 2. Lho, kenapa bukan CH saja?
Salah dong! Karena CH juga berikatan dengan Cl, tidak termasuk kaidah Zaytzeff
:)
·
Lalu, kotak oranye
sama-sama bereaksi, tinggallah satu atom H pada kotak warna cokelat. Nah, CH
yang berikatan dengan C tinggal CH saja dan kotak warna cokelat tinggal CH
saja. Karena sama-sama CH, maka berikatn rangkap dua menjadi alkena.
3.2 Saran
Dari makalah yang telah kami susun, ada berbagai
macam kegunaan senyawa haloalkana dalam kehidupan sehari-hari.Berdasarkan
makalah diatas penggunaan senyawa haloalkana dalam kehidupan sehari-hari selain
membawa dampak positif bagi lingkungan juga ada beberapa penggunaan senyawa
haloalkana yang memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Oleh karena itu kami
menyarankan untuk seluruh masyarakat untuk mengurangi penggunaan
senyawa-senyawa haloalkana yang dapat memberikan dampak buruk bagi lingkungan
dengan cara menggantinya dengan energy alternative atau meninggalkan
bahan-bahan yang dapat merugikan lingkungan tersebut, seperti CFC, TEL, dan
kloroform yangdapat merugikan manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://industri17imafa.blog.mercubuana.ac.id/tag/haloalkana/http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/senyawa-haloalkana/http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/senyawa-haloalkana/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar